Rabu, 07 Juli 2010

PUISI

Elegi Negeri Estetik
Detik ini dalam kekinian
Dalam buana visualis
berjuta tokoh reformis terlahir di negeri berkode idealis
Yang memotret sederet kisah realistis
dalam bingkai politik praktis
Lux, citra di balik dinding-dinding polis
Miris, hatinya ingin menangis
Ketika konsep materialis dibalut dengan doktrin nasionalis
Ramuan para kaum kapitalis
Sejenak menguak cerita Sang Proletar
yang diinjak, digilas, ditindas oleh daya kapitalis
yang merengek pada ia yang elite borjuis
Siapa kaum apatis itu?
Apakah ia yang menenteng gelar intelektualis
Apakah ia yang terjangkit virus pragmatis, hedonis, dan juga liberalis
Ataukah mungkin ia yang hidup dengan teori matematis
Entahlah, semua bisa saja menepis
Ini bukan cerita mistis
Sebut saja romantisme yang mendramatisir
Benar kata Tuan Reformis
Noktah individualis selalu menyusup, berintegrasi dalam garis sosialis
Perlu banyak analisis dan tentunya kritis
Tuk menuju era modernis
Detik ini dalam kekakuan
Dalam propagasi dan etape revolusi
Mengumbar kata-kata dan sedikit isu basi
Menjadi informasi dalam setiap aksi dan orasi
Reformasi atau dekadensi, itu hanyalah opsi
Semua output manipulasi
Dalam fatamorgana sebuah mobilisasi
Detik ini, dalam keakukuan
Sebuah bangsa yang terjebak dalam arogansi
Membungkam dalam teriakan demokrasi





Ditulis : Vivin Suryati,
Detik Ini, dalam ketidakmengertian
Membuncah, dalam fikir.