Rabu, 20 April 2011

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP SIKLUS HIDROLOGI DAN KEGIATAN PRODUKSI PERTANIAN

TUGAS INDIVIDU
HIDROLOGI




DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP
SIKLUS HIDROLOGI DAN KEGIATAN PRODUKSI PERTANIAN


OLEH
VIVIN SURYATI
NIM : G621 08 252
PRODI : KETEKNIKAN PERTANIAN




JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010

PEMANASAN GLOBAL
1. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Penelitian menunjukkan bahwa suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Pemanasan sebesar itu telah menimbulkan perubahan pada iklim bumi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah presipitasi (baik berupa hujan maupun salju), perubahan pola angin serta aspek-aspek cuaca ekstrim seperti kemarau, presipitasi berat, gelombang panas dan intensitas topan tropis.
2. Penyebab Pemanasan Global
Penyebab terjadinya peningkatan suhu rata-rata pada permukaan bumi disebabkan karena siklus alami maupun karena aktivitas manusia yang berkontribusi pada peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca. Siklus alami meliputi variasi matahari dan efek umpan balik.
a. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Pada dasarnya efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca, suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global. Berikut adalah Gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global:
Gas Rumah kaca Sumber
Karbon dioksida (CO2) Pembakaran bahan bakar fosil, transportasi, deforestasi, pertanian
Metan (CH4) Pertanian, perubahan tata guna lahan, pembakaran biomassa, tempat pembuangan akhir sampah, industry
Nitrous oksida (N2O) Pembakaran bahan bakar fosil, industri, pertanian
Hidrofluorokarbon (HFCs) Industri manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan aerosol
Perfluorokarbon (PFCs) Industri manufaktur, industri pendingan (freon), penggunaan aerosol
Sulfur heksafluorida (SF6) Transmisi listrik, manufaktur, industri pendingin (freon), penggunaan aerosol
Sumber : KLH (2004)
b. Variasi matahari
Siklus alami dapat diinterpretasikan bahwa telah terjadi kenaikan suhu bumi walaupun tanpa intervensi manusia. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebelum revolusi industri, suhu bumi telah mengalami peningkatan secara perlahan-lahan. Peningkatan suhu ini dapat dikaitkan dengan aktivitas matahari sebagai sumber panas. Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklus matahari tetap memberikan peningkatan 0,07 persen dalam 30 dekade terakhir ini. Hasil penelitian lain menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh matahari. Mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.
c. Efek Umpan Balik
Efek umpan balik disebut juga dengan efek rumah kaca alami. Efek ini disebut alami karena seluruh gas yang ada di atmosfer (kecuali klorofluorokarbon-CFCs) terdapat di atmosfer secara alami, jauh sebelum adanya manusia di bumi. Analisis penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Efek menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut.
3. Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global berimplikasi negatif terhadap siklus hidrologi dan sektor pertanian. Adapun dampak pemanasan global antara lain adalah sebagai berikut:
a. Siklus Hidrologi
Peningkatan suhu yang terjadi pada permukaan bumi secara global akan menyebabkan terjadinya peningkatan suhu air laut, sungai, rawa dan tempat penampungan air lainnya. Peningkatan suhu air ini akan menyebabkan terjadinya proses evaporasi yang lebih cepat. Uap air yang lebih banyak menyebabkan jumlah awan yang terbentuk juga banyak. Dengan kelembaban yang tinggi maka, secara otomatis tingkat curah hujan pada suatu daerah juga akan meningkat. Hal ini menyebabkan pada beberapa daerah tertentu intensitas hujan lebih besar dan berlangsung dalam rentan waktu yang lama. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Sementara di sisi lain, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Akibatnya, pola cuaca tidak dapat diprediksi dan lebih ekstrim.
b. Dampak terhadap sektor pertanian
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat bergantung pada iklim. Pemanasan global mempengaruhi pola presipitasi, evaporasi, air permukaan (water run-off), kelembaban tanah dan variasi iklim yang sangat fluktuatif yang secara keseluruhan mengancam keberhasilan produksi pangan. Kajian terkait dampak perubahan iklim pada bidang pertanian oleh National Academy of Science/NAS (2007) menunjukkan bahwa pertanian di Indonesia telah dipengaruhi secara nyata oleh adanya variasi hujan tahunan dan antartahun yang disebabkan oleh Austral-Asia Monsoon and El Nino-Southern Oscilation (ENSO). Kemarau panjang menyebabkan kekeringan lahan yang berdampak terhadap proses pertumbuhan tanaman. Sebaliknya, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan ketidakmampuan tanaman dalam menyerap air. Akibatnya, terjadi pembusukan pada akar tanaman ataupun genangan air pada areal pertanaman yang tentunya akan menyebabkan gagal panen. Penentuan musim tanam pun semakin sulit untuk diprediksi.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pemanasan global (Global warming) merupakan kondisi peningkatan suhu yang terjadi secara global yang berdampak pada perubahan iklim.
2. Pemanasan global disebabkan oleh dua faktor yaitu siklus alami dan aktivitas manusia. Siklus alami meliputi variasi matahari dan efek umpan balik sedangkan manusia mengambil andil dalam pembentukan gas-gas rumah kaca. Kombinasi kedua faktor tersebut memberikan kontribusi dalam peningkatan suhu global.
3. Pemanasan global berdampak negatif terhadap siklus hidrologi dimana terjadi proses evaporasi yang lebih cepat akibat peningkatan suhu air permukaan.
4. Aktivitas produksi pertanian yang sangat bergantung pada kondisi iklim (siklus hidrologi) pun akan mendapatkan dampak buruk.
2. Saran
Fakta bahwa begitu besarnya peningkatan suhu global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (baca : tanpa mengabaikan faktor siklus alami) di berbagai sektor seperti industri, pertanian, dan lain-lain menjadi perhatian tersendiri untuk melakukan pengelolaan industi dan lingkungan agar tidak merusak mencemari atmosfer dengan limbah-limbah Gas Rumah Kaca. Penanaman pohon, adalah salah satu aksi untuk mengurangi emisi CO2.
Sumber Referensi:
Anonim a, 2009. Adaptasi Pertanian dalam Pemanasan Global.
http://aa-pemanasanglobal.blogspot.com/2009/05/adaptasi-pertanian-dalam- pemanasan.html. Diakses pada Minggu, 3 Oktober 2010 pukul 20.10 WITA.

Anonim b, 2009. Dampak Global Warming. http://acehpedia.org/Dampak_Global_Warming. Diakses pada Minggu, 3 Oktober 2010 pukul 20.00 WITA

Anonim. 2010. Pemanasan Global. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global. Diakses pada Minggu, 3 Oktober 2010 pukul 20.00 WITA.

Aprimadini, Eva. 2008. Perubahan Iklim Global dan kaitannya dengan Pengendalian Pencemaran Air. http://www.tenangjaya.com/index.php/relevan-artikel/perubahan-iklim-global-dan-kaitannya.htm. Diakses pada Minggu, 3 Oktober 2010 pukul 20.05 WITA.
.

1 komentar: